Senin, 03 April 2017

Korupsi Itu

Korupsi itu seperti gurita
Tentakelnya ke mana-mana
Tidak peduli makanan siapa
Merasa segalanya punya saya
   Korupsi itu seperti kera
   Dikasih satu minta tiga
   Dikasih tiga minta lima
   Perut kenyang tapi mulut tetap menganga
Korupsi itu seperti serigala
Taringnya tajam, gigitannya bak pedang bermata dua
Bukan hanya daging segar
Bahkan bangkai dimakan juga
   Korupsi itu seperti anjing
   Harta banyak tapi sebenarnya maling
   Awalnya senang tapi tak mungkin happy ending

Perjalanan Akhirat

Gelap - di sini bermula kematian
   Sulbi - di sini ada kematian
      Rahim - di sini pun ada kematian
         Dunia - di sini orang cari kematian
            Ilmu - di sini bermula kehidupan
               Cinta - di sini ada kematian
                  Jodoh - di sini pun ada kematian
               Keturunan - hiasan kehidupan
            Kematian - jalan menuju keabadian
         Kebangkitan - harapan orang beriman
      Mizan - pertanggungjawaban disiapkan
   Jembatan - titian masa depan
Balasan - Firdaus, nikmat tak terkirakan

Mengapa Hatimu

Kala manusia sucikan dirinya
Dengan basuhan, usapan, dan air kesucian
Wajah menghadap kiblat
Khusyuk dalam kenikmatan shalat
Mulutmu kepulkan asap
Batang sigaret dan secangkir kopi pekat
Kau nyanyikan lagu hampa
Sedang kau tak pernah sebut nama-Nya
Kacamatamu lepaskanlah
Tatap dunia dengan nurani
Perasaanmu adalah anugerah-Nya
Bangunkanlah
Bukan nyawa kau pelihara
Bukan raga kau punya
Tapi Dia yang menjaga
Sembahlah

Doa Terselubung

Lelap melenakan manusia
Dalam kematian sementara
Kedua tangan ini menengadah
Dengan jiwa dan rasa pasrah
Kususupkan doa-doa panjang
Merintih memelas

Naif

Kaukatakan Tuhan pengatur kehidupan
Tapi kaucampakkan Ia dalam segenggam kesombongan
Kaubilang kuasa Tuhan di atas segala alam
Tapi kau sembunyikan kuasa-Nya pada kegelapan jalan
Kau menyebut Dialah Tuhan tertinggi
Tapi dalam hatimu ada tuhan-tuhan lagi
Tuhan kemakmuran
Tuhan keberuntungan
Tuhan kekebalan terhadap hukum
Tuhan pencipta keadilan semu
Tuhan yang menentukan hitam-putih nasib
Bahkan kadang kau merasa nyawa manusia
Ada dalam genggamanmu
Hanya nyali kerdilmu tak mau bicara
"Akulah tuhan kalian yang tertinggi"

Istighfar

Malam ini aku bersenandung
Tenangkan jiwaku nan murung
Bukan senandung yang buat hati linglung
Tapi alunan suara ayat Sang Khaliq yang layak disanjung
     Ruhaniku terluka
     Luka menganga pada jasad yang fana
     Bergelambir tubuh ini penuh dosa
     Nota hati yang kian hari bertakhta
Secuil tikar kugelar, mekar
Di bawah sajadah merahnya memudar
Batinku menangis menggelepar
Bibirku lirih kuucapkan istighfar
     Hanya kalimat ini yang membasuhku
     Kala hadir-Nya hilang dari qalbu
     Terasing, tersingkir, kuanggap batu
     Tuhan, sudikah Kauampuni daku

Mengingat-Mu Nikmat Terindah

Malam ini buat 'ku gelisah
Hati yang mestinya tuma'ninah
Tapi terasa gundah
Adakah jiwaku tak lagi tajam terasah
Hingga diri mulia ini terasa sampah
Allah Rabb-ku, apakah ini musibah
Kau timpa kepadaku kesulitan yang bertambah
Kutengok kesadaranku yang terbawah
Kurasa ruhaniku pada tempat terendah
Pandanganku menengadah
Pada langit-langit yang retak pecah
Rupanya beberapa hari ini aku kurang tilawah
Tilawah, bukan tidur di lantai bawah
Tapi membaca Alquran, wahyu Sang Pemberi Hidayah
Penerang jiwa yang resah
Pemberi solusi segala masalah
Kuambil kitab itu dari rak buku yang agak basah
Huruf-hurufnya kubaca pelan teriring doa yang mendesah
Allah Dzul Jalaalah
Jaga diri ini dengan ibadah
Karena...
Mengingat-Mu adalah nikmat terindah

Pada Wajahmu